Toni Toharudin
Nama saya Toni Toharudin, dan saya berasal dari sebuah desa kecil di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Dari kecil, saya selalu bercita-cita menjadi seorang guru, meskipun hidup saya tidak mudah. Ketika masih SMP, saya bekerja sebagai kernet angkot setiap hari selepas sekolah. Uang yang saya dapatkan bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk membantu keluarga agar bisa tetap bertahan hidup. Ayah saya meninggal saat saya kelas 5 SD, dan sejak itu saya bersama kakak-kakak saya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tetap bersekolah.
Saya bersyukur, meskipun harus melewati banyak rintangan, saya tetap bisa melanjutkan pendidikan hingga berhasil diterima di Universitas Padjadjaran jurusan Statistika. Di sana, saya menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam mengubah hidup saya. Lulus dari sana, saya kemudian menjadi dosen, tapi saya tidak pernah berhenti belajar. Dengan tekad kuat dan bantuan beasiswa, saya melanjutkan studi ke luar negeri, bahkan harus bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan selama kuliah di Belgia dan Belanda.
Perjuangan ini mengajarkan saya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib. Saya percaya bahwa apa pun latar belakang seseorang, selama ada tekad dan kerja keras, kesuksesan pasti bisa diraih. Kini, saya diberi kesempatan untuk berkontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan, dengan menjadi anggota dan kepala Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM). Saya berharap kisah ini bisa menginspirasi siapa pun yang tengah berjuang untuk menggapai impian mereka.”